
By Gibram Towing
Jasa Derek Mobil Murah Jepara 087838339443
Jasa Derek Mobil Murah Jepara 087838339443
Jasa Derek Mobil Murah Jepara 087838339443
Gibramtowing : Jasa Derek Towing Kirim Mobil Jepara Hub 087838339443
Tlp kami sekarang juga, 24 Jam Standby, Respon Cepat, Gibramtowing merupakan jasa layanan derek towing dan kirim mobil, yang sudah berpengalaman, menjalani usaha ini sudah puluhan tahun, jadi sangat paham betul bagaimana cara menangani berbagai kondisi
Gibramtowing Jasa Towing Mobil di Jepara
Gibramtowing sebagai jasa layanan derek towing dan kirim mobil yang profesional dengan dukungan armada yang modern didukung dengan SDM yang sudah terpercaya, apapun kondisi keadaan kendaraan anda serahkan kepada kami Mobil lepas Ban, Mobil terperosok, Mobil patah as, roda mobil terkunci, seluruh roda mobil lepas serahkan kepada kami
Jasa Derek Mobil Murah Jepara 087838339443
Gibramtowing Jasa Kirim Mobil di Jepara
Gibramtowing standby 24 Jam, mengenai biaya jasa towing derek maupun kirim mobil, kondisi siang ataupun malam akan kita hitung sama, karena kami bekerja 24 Jam Tim yang sangat disiplin dan kerja profesional merupakan bagian dari palayanan kamiuntuk memberikan kepuasan kepada seluruh konsumen kami
Gibramtowing Jasa Derek Mobil di Jepara
Anda Tlp dan kami juga segera berangkat, armada kami tidak hanya satu, kami memiliki beberapa armada jadi tidak perlu kuatir Didalam pelayanan kami utamakan keselamatan dan keamanan, armada dari konsumen akan kita jaga sebaik mungkin dan kami antarkan sampai dengan tempat tujuan
Jasa Derek Mobil Murah Jepara 087838339443
Jasa Derek Jepara 087838339443 Layanan Jasa Derek 24 Jam Nonstop, melayani derek gendong, towing, kirim mobil, dengan Harga Murah Pelayanan Profesional, dengan tenaga profesional dan armada yang modern melayani kirim - kirim mobil lintas Jasa Derek lintas propinsi dan lintas pulau, kami sudah berpengalaman dalam pelayanan kirim mobil, sudah banyak konsumen yang mempercayakan kepada kami
Sumber Wikipedia :
Jepara (bahasa Jawa: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦗꦼꦥꦫ, translit. Kabupatèn Jepara, pengucapan bahasa Jawa: [kabupat̪ɛn d͡ʒəpɔrɔ]) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Kecamatan Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa.
Sejarah
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Di ujung sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan yang kala itu melakukan migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Abad ke-7 - Abad ke-9
Pada abad ke-7 di Jawa, terdapat sebuah kerajaan bernama Ho-Ling yang oleh beberapa ahli disamakan dengan Kalingga. Diduga kerajaan itu berada di Jepara dengan Ibu Kota Kerajaan terletak di sekitar lokasi Benteng Portugis, di Kecamatan Keling. Pada 618-906 M, Kalingga diperintah oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Shima, seorang penganut agama Hindu yang merintis kerajaannya menjadi kota pelabuhan. Kelak, kota pelabuhan itu banyak dikunjungi oleh kapal asing, baik yang datang dari India, Arab, Cina, Kamboja, maupun dari Eropa Barat. Jepara kemudian menjadi sangat ramai oleh kesibukan di bidang pelayaran, perniagaan, perdagangan dan menjadi salah satu pintu gerbang masuknya berbagai pengaruh asing. Akibatnya, di satu sisi telah terjadi proses urbanisasi, di sisi lain terjadi akulturasi seni dan budaya.
Kerajaaan Kalingga berlangsung sejak abad ke 7 sampai abad ke 9, sesudah itu pusat kerajaan berpindah ke selatan untuk selanjutnya bergeser ke Timur (Majapahit). Pada tahun 1292, Jepara yang saat itu dikuasai oleh Sandang Garba seorang raja yang juga pedagang kaya, telah termasyhur sampai ke negeri Spanyol, diserang oleh Dandang Gendis yang menguasai Tuban dan Kahuripan di Delta Sungai Brantas yang sudah maju, karena dianggap menjadi pesaing sebagai Kota Pelabuhan, dengan dibantu oleh bangsa Cina.
Abad ke-11 - Abad ke-15
Pada abad ke-11-15, saat masa kejayaan Kerajaan Majapahit menjalin hubungan dengan Campa dan Cina. Para penguasa kerajaan saling berkunjung dan memberi upeti, namun yang terjadi kadang-kadang sebaliknya, saling menyerang dan menguasai untuk meluaskan pengaruh kekuasaan, wilayah perniagaan, dan daerah perdagangan. Di samping itu, para sufi dan penyebar agama Islam juga berdatangan, di antaranya, Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), selain sebagai pelopor dan penyebar Islam. Pada masa tersebut Jepara tengah dipimpin oleh Arya Timur (1470) yang meskipun berada di bawah kekuasaan Majapahit, namun telah mampu mengembangkan kekuasaannya hingga ke Bengkulu dan Tanjung Pura. Benteng kayu dan bambunya serta pelabuhannya yang ramai di lukiskan sebagai pelabuhan terbaik selama perjalanan Tome Pires dari Portugis ke Maluku dalam buku Suma Oriental.
Pada tahun 1507, Jepara dipimpin oleh Adipati Unus anak dari Arya Timur dan semakin berkembang pesat sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan beras. Kekuatan pertahanannya juga cukup hebat dengan kemampuan pasukannya pada tahun 1511 yang berperang sampai ke Malaka untuk mengusir portugis yang akan memonopoli perdagangan dan menguasai pintu keluar masuk perdagangan di Malaka. Dimulai dari situlah kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam, salah satunya yang menonjol adalah Kerajaan Demak. Pada masa kerajaan ini Jepara merupakan salah satu daerah kekuasaan Raden Fatah, ayahanda Sultan Trenggono, Eyang dari Retno Kencana, yang nantinya bergelar Nimas Ratu Kalinyamat. Dia menikah dengan Raden Thoyib, seorang pangeran dari Kerajaan Aceh yang telah lama melalang buana sampai Cina pada tahun 1536. Raden Thoyib inilah kemudian naik tahta dan berkuasa di daerah Jepara dengan gelar Sultan Hadlirin bersama Retno Kencana, dan menempati area kraton di Kalinyamat, sebuah tempat berjarak kurang lebih 18 km dari Jepara.
Kalinyamat atau yang disebut Cherinma atau Cherinhama pada waktu itu dianggap sebagai daerah yang sakral sebagai tinggalnya para raja-raja Demak, termasuk tempat bertirakatnya Sunan Kalijaga. Sultan Hadlirin kemudian mengangkat Cie Hwie Gwan, ayah angkatnya selama di Cina yang ahli di dalam seni ukir dan pahat, yang ikut dengannya sebagai patih dengan gelar Patih Sungging Badar Duwung. (Sungging = memahat, Badar = batu, Duwung = Tajam) Karena di Jepara tidak ditemukan batu putih seperti di Cina, media kayu kemudian digunakan sang Patih untuk berkreasi yang kemudian menularkan kemampuan mengukirnya kepada masyarakat Jepara secara turun menurun.
Perkembangan selanjutnya sejarah Jepara di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat (1549-1579M), menggantikan peran sang suami yang dibunuh suruhan Arya Penangsang sesaat sesudah menemui Sunan Kudus untuk mengklarifikasi meninggalnya Raden Prawoto, kakak kandung Ratu Kalinyamat yang juga dibunuh oleh Arya Penangsang sebagai bagian dendam masa lalu. Ayah Arya Penangsang, Pangeran Sedo Lepen putra mahkota semestinya Sultan Demak dibunuh oleh Prawoto sebagai upaya mengalihkan pewaris tahta ke ayahnya yaitu Sultan Trenggono.
Ratu Kalinyamat sempat bersumpah dan bertapa, mulai dari benteng bukit danaraja sampai akhirnya di Pertapaan Sonder Tulakan, meninggalkan atribut ke-Ratu-annya dan bersumpah belum kembali sampi Arya Penangsang dibunuh. Arya Penangsang sendiri dibunuh pada tahun 1549 juga Danang Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya, adik kandung Ratu Kalinyamat yang bersama-sama berusaha untuk menumpas Arya Penangsang yang selalu menggerogoti Kasultanan Demak. Selama berkuasa pelabuhan Jepara berkembang semakin pesat, dengan semakin majunya teknologi galangan perkapalan waktu itu. Tidak hanya pertahanan, perekonomian pun semakin berkembang, dengan semakin terjalinnya hubungan yang erat dan solidaritas sesama pedagang pribumi yang semakin diganggu oleh keberadaan Portugis.
Dari segi pemerintahan dan penataan kota, mulai dibangun Masjid Mantingan sebagai salah satu konsep Masjid-Makam-Keraton, karena di sanalah disemayamkan Sultan Hadlirin, pada tahun 1559 dengan sengkalan Rupa Brahmana Warna Sari. Di Masjid Mantingan ini kebudayaan dikembangkan pada ornamen-ornamen yang digunakan berupa ukiran dengan motif suluran flora dan fauna yang disamarkan. Tipologi bangunan dengan konsep perpaduan Islam-Hindu terlihat jelas pada bentuk bangunan serta gapura yang berbentuk lengkung. Di dekat Masjid Mantingan tersebut di dalamnya terdapat petilasan sebuah candi hindu yang sudah hilang. Kaligrafi juga berkembang pesat.
Perkembangan sejarah Jepara selanjutnya adalah pemerintahan oleh Pangeran Arya Jepara (1579-1599), merupakan anak angkat dari Ratu Kalinyamat. Pada masa inilah kemerosotan Kota Jepara sebagai kota pelabuhan mulai dirasakan. Faktor ekspansi Kerajaan Pajang yang dulunya membiarkan Jepara berkembang ternyata lambat laun mulai digerogoti daerahnya karena pertimbangan ekonomi.
Jasa Derek Mobil Murah Jepara 087838339443
Kami Gibramtowing Sebagai Penyedia Jasa Derek Towing Mobil | Towing Mobil | Derek Bus | Derek Truk | Derek Tronton | Derek Tangki | Kirim Mobil | Kirim Motor | Kirim Escavator | Kirim Alat Berat, Kami Memberikan Pelayanan 24 Jam, Butuh Jasa Towing | Kirim Mobil | Derek Mobil | Kirim Moge | Kirim Harley | Hub kami sekarang Juga